1. MEMASUKI MASYARAKAT DI LUAR KELUARGA
Waktu bayi itu lahir, dia merupakan “subyek dengan dunianya sendiri” yang melingkupi DIRI sendiri
saja.Sedikit demi sedikit ia akan mengenal dunia luar, mengenal obyek di luar
dirinya dengan jalan mengarahkan diri keluar menuju kepada dunia obyektif yang
riil.Mulanya sikap anak terhadap kenyataan faktual bercorak sangat
subyektif.Dalam fase inilah anak menceburkan diri ke dalam masyarakat luas
yaitu masyarakat di luar keluarga,Taman kanak-kanak,sekolah,dan
kelompok-kelompok sosial.
Mengingat perkembangan anak yang amat pesat pada
usia sekolah,dan lingkungan keluarga sekarang tidak lagi mampu memberikan
seluruh fasilitasnya untuk mengembangkan fungsi-fungsi anak terutama fungsi
intelektual dalam mengejar kemajuan zaman
maka anak memerlukan satu lingkungan sosial yang baru berupa sekolahan untuk mengembangkan potensinya.Dengan adanya peraturan sekolah ,otoritas
guru, disiplin kerja,dan cara bergaul serta cara belajar maka akan memberikan
segi-segi keindahan dan kesenangan belajar pada anak.Misalnya,anak bisa belajar secara sistematis ,bisa bergaul akrab
dengan temannya dan dapat mengadakan eksperimen kelompok.Semua pengalaman ini
akan memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan kepribadian anak.Sampai
pada usia kira-kira 3,5 tahun anak adalah keluarga seutuhnya ,setelah 3,5 tahun
diganti dengan penghayatan yang lebih rasional dan akan semakin obyektif.Pada
usia sekolah ini sikap hidup yang egoisentris diganti dengaan sikap yang “zakelijk”,obyektif,dan empiris
berdasarkan pengalaman. Dan kelak pada usia 13-14 tahun,sikap tersebut
berkembang menjadi logis rasional.Emosionalitas anak menjadi berkurang,sedang
unsure intelek dan akal akan semakin menonjol.Sehubungan dengan semua ini,masa
sekolah rendah disebut pula periode intelektual.
2. PENGAMATAN ANAK.BEBERAPA TEORI PENGAMATAN
Dalam perkembangan jiwani
anak,pengamatan menduduki tempat yang sangat penting.
Beberapa
teori mengenai fungsi pengamatan ini di paparkan oleh Meumann,Sten,dan Oswald
Kroh.
1.
Teori Meumann: ia membedakan tiga fase
perkembangan fungsi pengamatan,yaitu:
a.
Fase sintese fantastis yaitu semua pengamatan
atau penghayatan anak memberikan kesan
total.Hanya beberapa bagian saja yang dapat di tangkap jelas oleh anak.Periode
ini berlangsung pada usia 7-8 tahun.
b.
Fase analisa yaitu mempunyai ciri bahwa
anak-anak sudah mulai memperhatikan macam-macam benda.Periode ini berlangsung
pada usia 8-9 tahun.
c.
Fase sintese logis yaitu anak mulai memahami
benda-benda dan peristiwa.periode ini berlangsung pada usia 12 tahun keatas.
2.
Teori Stern menampilkan 4 stadium dalam perkembangan fungsi
pengamatan anak,yaitu:
a.
Stadium keadaan,usia 0-8 tahun. Anak mulai
mendapatkan gambaran total yang samar-samar ,anak kini mengamati benda dan
beberapa orang secara teliti.
b.
Stadium perbuatan,usia 8-9 tahun.anak menaruh
minat besar terhadap pekerjaan dan perbuatan orang dewasa,serta tingkah laku
binatang.
c.
Stadium hubungan,usia 9-10 tahun dan
selanjutnya.anak mengamati hubungan dalam dimensi ruang dan waktu.
d.
Stadium perihal (sifat).A nak mulai menganalisa
hasil-hasilpengamatannya.
3.
Teori Oswald Kroh,menyatakan adanya 4 periode
dalam perkembangan fungsi pengamatan anak,yaitu:
a.
Perode sintese fantastis,7-8 tahun.Artinya
segala hasil pengamatan merupakan kesan totalitas atau global,sedang sifatnya
masih samar-samar.
b.
Perioderealisme naïf,8-10 tahun.Anak sudah bisa
membedakan bagian/onderdil,ttapi belum
mampu menghubungkan satu sama lain dengan hubungan totalitas.
c.
Periode realism kritis,10-12 tahun.Pengamatannya
sudah bersifat kritis dan realistis.
d.
Periode subyektif,12-14 tahun.Unsur emosi dan
perasaan mulai muncul kembali,dan kuat sekali mempengaruhi penilaian anak
terhadap pengamatannya.
Kesimpulan dari tiga pendapat tersebut yaitu:
1.
Dimulai dari pengamatan
kompleks-totalitas,menuju pada bagian-bagian/onderdil.
2.
Berangkat dari sikap pasif menerima,menuju pada
sikap pemahaman,aktif,mendekati,dan mencoba mengerti.
3.
Bertitik tolak dari AKU,menuju kepada
obyek-obyek dunia sekitar.
4.
Dari dunia fantasi menuju ke dunia realitas.
3. PIKIRAN ,INGATAN DAN FANTASI ANAK
Minat
anak periode ini terutama tercurah pada segala sesuatu yang dinamis
bergerak.Segala Sesutu yang aktif dan bergerak akan sangat menarik perhatian
anak.Ingatan anak pada usia 8-12
tahun ini mencapai intensitas paling besar,dan paling kuat.daya hafal dan daya memorisasi adalah paling kuat.Pada
usia 8-9 tahun anak menyukai sekali
cerita-cerita dongeng,hal ini dapat meningkatkan minat anak sehingga lambat
laun unsure kritis mulai muncul.Namun unsure fantasi masih tetap memegang
peranan penting.
4. KEHIDUPAN PERASAAN ANAK,RASA TAKUT
Pada
umumnya anak itu lebih emosional daripada orang dwesa. Pada usia sekolah dasar
anak cepat merasa puas. Sifatnya optimis, dan kurang dirisaukan olel rasa
penyesalan.Perasaan intelektual anak pada periode ini sangat besar.
Teka-teki silang,soal-soal matematika
dan perhitungan yang pelik-pelik merupakan daya tarik besar untuk dipecahkan oleh anak. Mengenai perasaan
religius pada anak dapat dinyatakan bahwa gambaran-gambaran fantasi anak mengenai sorga,neraka,dan Tuhan jadi semakin
menipis,bersamaan dengan menghilangnya cerita dongeng-dongeng fantasi.Jadi
pandangan anak betul-betul DIESSEETIG, yaitu mengarah pada masa kehidupan
sekarang.Mengenai perasaan takut pada
anak dapat dinyatakan sebagai berikut:perasaan takut dan cemas itu adalah unsur utama dari kehidupan perasaan yang latent,dan
merupakan naluri yang memperingatkan manusia akan adanya bahaya, agar siap
sedia melindungi dan mempertahankan diri dari ancaman bahaya.Rasa takut ini dan
cemas ini bukan gejala yang abnormal pada anak. Rasa takut ini hanya di
sebabkan oleh:
1.
Kurangnya pengetahuan dan pengertian anak
2.
Kurang adanya kepercayaan diri; juga oleh
3.
Kesadaran diri anak, bahwa dia masih lemah dan
bodoh,
4.
Lagi pula fantasi anak masih sering memutar
balikkan dan membesar-basarkan realitas.
Untuk menghilangkan rasa takut pada anak,orang tua tidak boleh bersikap
keras tetapi orang tua harus bisa memberikan penjelasan yang terang gamblang
terhadap anak mengenai setiap benda atau peristiwa,agar anak bisa mendapatkan
wawasan yang benar dan mendalam.
Untuk memberikan rasa tenang, tanpa ketegangan dan ketakutan, dapat
digunakan cara-cara sebagai berikut:
1.
Memberikan kebebasan terpimpin pada saat bermain
2.
Makan malam tidak terlalu kekenyangan
3.
Menyibukkan anak dengan permainan yang tenang
4.
Menyelesaikan pekerjaan tangan yang ringan
sebelum tidur,dan
5.
Mendengarkan cerita-cerita kepahlawanan penuh
keberanian, kejujuran, dan keindahan.
5. KEHIDUPAN VOLUTIF (KONATIF, KEMAUAN)
Fungsi kemauan anak pada masa ini belum berkembang dengan penuh.Artinya:
anak belum bisa mengatur diri sendiri,belum ada prroses regulasi diri. Dia
lebih suka tunduk pada kewivawaan yang tegas dari orang tua dan pendidik.Pada
anak usia 10-11 tahun,biasanya timbul kesukaan pada satu atau dua mata
pelajaran , misalnya matematika/berhitung dan ilmu hayat.
Yang penting untuk diperhatikan pada usia sekolah rendah ini adalah:daya
kemauan anak belum kuat dan belum berkembang penuh.Anak akan mudah dipengaruhi
oleh ajakan-ajakan yang bersifat positif maupun negative.
Dalam keadaan normal,pada usia 12 tahun anak Sekolah Dasar tersebut merupakan individu yang tenang dan
seimbang.Oleh karena itu anak disebut sebagai ENFANT FAIT, yaitu anak yang
komplit,lengkap, anak yang sudah biasa.Ciri-ciri enfant fait ialah:
1.
Rohani dan jasmani anak dalam kondisi baik
2.
Saat ketenangan dan pengendapan
perasaan-perasaan
3.
Minat yang besar dan segar terhadap macam-macam
peristiwa
4.
Ingatan yang sangat kuat
5.
Dorongan ingin tahu yang besar
6.
Semangat belajar yang tinggi
LINDWORSKY menamakan usaha menumbuhkan motif-motif tersebut sebagai:kultivasi motif.